Domba Garut bukan sekadar hewan ternak biasa. Ia adalah simbol kebanggaan masyarakat Garut, Jawa Barat, yang telah melampaui batas daerah hingga menembus panggung nasional dan internasional. Dikenal dengan postur gagah, tanduk melengkung, dan sifat agresifnya—terutama dalam kontes adu domba—Domba Garut menyimpan sejarah panjang dan peran penting dalam dunia peternakan lokal.
Table of Contents
ToggleSejarah Kelahiran Domba Garut
Asal-usul Domba Garut tidak lepas dari proses persilangan yang cermat dan adaptasi lingkungan selama puluhan tahun. Pada awal abad ke-20, para peternak di Garut mulai menyilangkan tiga jenis domba:
- Domba Lokal (Domba Ekor Tipis / Domba Priangan) – asli Jawa Barat, berukuran kecil dan beradaptasi baik dengan iklim tropis.
- Domba Merino – didatangkan dari Australia, dikenal karena kualitas bulunya yang halus.
- Domba Kashmir (Cashmere) – dari India, memberikan kontribusi pada ketahanan tubuh dan struktur tubuh yang lebih besar.
Hasil persilangan tersebut menghasilkan ternak yang kuat, tahan penyakit, berotot, dan memiliki tanduk besar yang menjadi ciri khasnya. Proses ini terjadi secara alami dan selektif selama bertahun-tahun, hingga akhirnya pada tahun 1960-an, Domba Garut mulai diakui sebagai ras tersendiri oleh kalangan peternak dan akademisi.
Siapa di Balik Pengembangan Domba Garut?
Meski tidak ada satu tokoh yang secara eksplisit disebut sebagai “penemu” Domba Garut, peran peternak tradisional Garut sangat krusial. Mereka adalah para juru ternak lokal yang secara turun-temurun mempraktikkan teknik seleksi alami dan persilangan berdasarkan pengalaman empiris.
Selain itu, Balai Penelitian Ternak (kini termasuk dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN) turut mendokumentasikan dan memverifikasi keunggulan genetik Domba Garut pada dekade 1980-an. Penelitian tersebut membantu melestarikan plasma nutfah dan mendorong standardisasi ras.
Yang tak kalah penting adalah komunitas kontes domba aduan, yang sejak lama menjaga dan memelihara kualitas fisik dan genetik Domba Garut. Kontes ini bukan sekadar ajang adu kekuatan, tapi juga sarana seleksi genetik alami—domba pemenang biasanya dijadikan pejantan unggul untuk pengembangbiakan.
Ciri Khas dan Keunggulan Domba Garut
Domba Garut memiliki sejumlah karakteristik unik yang membedakannya dari ras domba lain:
- Postur tubuh besar dan berotot, dengan berat jantan dewasa bisa mencapai 60–80 kg.
- Tanduk besar melengkung ke samping dan belakang, menjadi ikon visual yang paling dikenali.
- Kulit tebal dan bulu kasar, membuatnya tahan terhadap cuaca panas dan penyakit kulit.
- Sifat agresif terkendali, terutama pada jantan, yang menjadikannya primadona dalam kontes domba aduan.
- Kualitas daging unggul: rendah lemak, tektur padat, dan rasa gurih khas.
Peran Ekonomi dan Budaya
Di Garut, Domba bukan hanya aset ekonomi, tapi juga bagian dari identitas budaya. Kontes domba aduan—meski kontroversial bagi sebagian kalangan—telah menjadi atraksi wisata yang menarik ribuan pengunjung tiap tahun, terutama menjelang Idul Adha atau perayaan daerah.
Selain itu, Domba Garut menjadi komoditas utama dalam budidaya ternak skala rumah tangga hingga komersial. Permintaan daging kambing-domba menjelang hari raya membuat harga stabil dan menguntungkan bagi peternak.
Tantangan dan Upaya Pelestarian
Meski populer, Domba Garut menghadapi ancaman kemurnian genetik akibat persilangan liar dengan ras impor. Untuk itu, pemerintah daerah Garut bersama lembaga riset terus mendorong program sertifikasi ternak dan bank sperma untuk melestarikan plasma nutfah asli.
Beberapa peternak kini juga menerapkan sistem tracking digital untuk memastikan silsilah dan kualitas genetik setiap ekor.
Domba Garut adalah buah dari kearifan lokal, inovasi peternak, dan adaptasi alam yang sempurna. Ia bukan hanya simbol kejayaan peternakan Jawa Barat, tapi juga aset nasional yang patut dilestarikan. Baik sebagai ternak unggul, ikon budaya, atau komoditas ekspor potensial, Domba Garut terus membuktikan bahwa kekayaan lokal Indonesia mampu bersaing di kancah global.
Jangan lewatkan kesempatan mengenal lebih dekat warisan ternak unggul ini—karena setiap tanduk melengkung Domba Garut menyimpan kisah peradaban peternakan Nusantara.

